Selasa, 13 Januari 2015

Periodisasi Masa Prasejarah: Zaman Batu



ZAMAN BATU
 
Zaman batu adalah salah satu periode dalam masa prasejarah yang berdasarkan alat yang digunakan dimasa itu dibagi secara garis besar menjadi dua periode, yaitu zaman batu dan zaman logam. Pada zaman batu, manusia masih menggunakan peralatan sederhana dari batu dan tulang, yang sejalan dengan waktu akan berkembang bentuk dan kegunaanya. Zaman batu sendiri dibagi menjadi 4 masa, yaitu:
 

Zaman Paleolitikum

Paleolitikum atau Zaman Batu Tua adalah zaman prasejarah yang bermula kira-kira 50.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Periode zaman ini adalah antara tahun 50.000 SM - 10.000 SM.

Pada zaman ini, manusia Peking dan manusia Jawa telah ada. Di Afrika, Eropa dan Asia, manusia Neanderthal telah hidup pada awal tahun 50.000 SM. Pada tahun 20.000 SM, manusia Cro-magnon sudah menguasai kebudayaan di Afrika Utara dan Eropa.

Pada zaman ini, manusia hidup secara nomaden atau berpindah-randah dalam kumpulan kecil untuk mencari makanan. Mereka mencari biji-bijian, umbi, serta dedaunan sebagai makanan. Mereka tidak bercocok tanam. Mereka menggunakan batu, kayu dan tulang binatang untuk membuat peralatan sehari-hari. Alat-alat ini juga digunakan untuk mempertahankan diri dari musuh.

Berikut ini adalah contoh peninggalan manusia zaman itu:

Kapak genggam atau Chopper. Bentuknya mudah dikenali, satu sisinya tajam dan sisi lain tumpul sebagai tempat menggenggam. Fungsinya? Untuk menggali tanah, memotong dan menguliti binatang.

               

 

Kalo yang ini, kapak perimbas namanya. Fungsinya buat merimbas kayu. Alat ini banyak ditemukan di Pacitan. Karena itulah, oleh Ralph Von Koenigswald alat ini disebut Kebudayaan Pacitan.

 

Alat ini namanya flakes. Terbuat dari batu kalsedon. Fungsinya untuk menangkap ikan, mengumpulkan ubi, dan berburu

 

 

 

 

Zaman Mesolitikum
Zaman mesolitikum disebut juga zaman batu madya / tengah.Zaman ini disebut pula zaman mengumpulkan makanan ( food gathering ) tingkat lanjut,Yang dimulai pada akhir zaman es,sekitar 10.000 tahun yang lalu.Para ahli memperkirakan manusia yang hidup pada zaman ini adalah bangsa melanesoid yang menyerupai nenek moyang orang Papua ,Sakai ,Aeta, dan Aborigin. Mereka tinggal di gua – gua di bawah bukit karang (abris sous roche). Pada zaman ini manusia mulai mengenal lukisan. Adapun peralatannya masih mirip dengan zaman Paleolitikum.

Peninggalan manusia zaman ini adalah sebagai berikut:

 

Ini namanya Kjokkenmodinger, tumpukan sampah dapur berupa kulit kerang. Inget, yang peninggalan sejarah itu yang tumpukan kulit kerang, bukan dua orang di dalam foto itu -_- . Kjokkenmodinger ini membuktikan kalau manusia jaman dulu mencari makanan di perairan.

 

   
 


Abris Sous Roche, adalah tempat tinggal manusia pada zaman itu. Tempat tinggal ini belum bersifat permanen karena bila perairan mulai kekurangan bahan makanan, manusia akan berpindah ke sekitar perairan lain untuk ditinggali.

 

 

 

Lukisan tapak tangan ini ditemukan di Gua Leang-Leang, Sulawesi Selatan. Lukisan ini membuktikan zaman itu sudah mengenal lukisan. Tentang gambar tangan, ada tradisi purba masyarakat setempat yang menyebutkan, gambar tangan dengan jari lengkap bermakna sebagai penolak bala, sementara tangan dengan empat jari saja berarti ungkapan berdukacita. Gambar itu dibuat dengan cara menempelkan tangan ke dinding gua, lalu disemprotkan dengan cairan berwarna merah. Zat pewarna ini mungkin  dari mineral merah (hematite) yang banyak terdapat di sekitar gua

 

 

Zaman Megalitikum

Zaman Megalitikum, atau disebut juga Zaman Batu Besar. Disebut demikian karena peninggalan manusia pada zaman itu banyak yang berupa  bangunan batu besar. Pada zaman ini manusia mulai mengenal kepercayaan. Zaman megalitikum dibagi 2, yaitu megalitikum tua (proto melayu) dan megalitikum muda (deutro melayu). Di Indonesia, kebudayaan megalitikum masih tersisa di beberapa daerah, misalnya Nias.

Inilah peninggalan manusia Zaman Megalitikum:


Menhir adalah batu tunggal, biasanya berukuran besar, yang ditatah seperlunya sehingga berbentuk tugu dan biasanya diletakkan berdiri tegak di atas tanah. menhir digunakan untuk tujuan religius dan memiliki makna simbolis sebagai sarana penyembahan arwah nenek moyang.

 

 

 
Selanjutnya ada dolmen. Dolmen adalah meja batu tempat menaruh sesajian. Dibawah dolmen biasanya diletakkan peti kubur batu, kemudian kaki dolmen diperbanyak hingga mayat tertutup agar tidak dimakan binatang. Ini membuktikan bahwa masyrakat masa itu percaya bahwa manusia yang hidup dan yang mati masih terhubung.

 

Punden berundak adalah sebuah struktur bangunan berupa teras-teras yang mengarah pada satu titik, dan tiap teras makin tinggi. Konsep dasarnya adalah bahwa yang dipuja berada di tempat tertinggi. Istilah punden berundak menegaskan fungsi pemujaan/penghormatan atas leluhur, tidak semata struktur dasar tata ruangnya.

 

Zaman Neolitikum

Zaman neolithikum alias zaman batu muda, adalah sebuah zaman yang dikatakan sebagai suatu revolusi yang sangat besar dalam peradaban manusia. Perubahan besar ini ditandai dengan berubahnya peradaban penghidupan food-gathering menjadi food producing.

Orang-orang Indonesia zaman neolithikum membentuk masyarakat-masyarakat dengan pondok-pondok mereka berbentuk persegi siku-siku dan didirikan atas tiang-tiang kayu, dinding-dindingnya diberi hiasan dekoratif yang indah. Walaupun alat-alat mereka masih dibuat dari batu, tetapi alat-alat itu dibuat dengan halus, bahkan juga sudah dipoles pada kedua belah mukanya.

Bisa dibilang kalo pada zaman neolithikum itu terdapat dasar-dasar pertama untuk penghidupan manusia sebagai manusia, sebagaimana kita dapatkan sekarang, karena pada zaman itu manusia mulai hidup berkelompok kemudian menetap dan tinggal bersama dalam kampung. Selain itu, sudah dikenal pula sistem pembagian kerja.

 Nah, apa saja alat yang digunakan manusia pada zaman itu? Berikut inilah diantaranya:

 


 Ini adalah kapak persegi yang terbuat dari batu api kalsedon. Karena terbuat dari Kalsedon itulah, kapak ini bisa membuat percikan api… Kece gak?

 

 

 


 

Kalo yang ini kapak bahu. Bedanya sama kapak persegi adalah yang ini dikasih leher dibagian yang diikat di gagang.

 

 

 
Kalo yang dibawah ini kapak lonjong. Kapak  lonjong dibagi 2, Kleinbell (Kecil, gambar kiri), dan Walzeinbell (Besar, gambar kanan)



 

 

 

 

 

 


 

Pada zaman ini juga telah ditemukan pakaian dari kulit kayu dan perhiasan.

 

 

 

 
 Ini adalah tembikar atau periuk atau belanga. Benda ini digunakan untuk memasak dan ritual keagamaan. Pernah juga ada penemuan tembikar berisi tulang belulang manusia, lho.. Berarti kemungkinan tembikar zaman dulu juga digunakan dalam upacara kematian.
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Senin, 12 Januari 2015

Nenek Moyangku Seorang Pelaut, PART 1


Lautan, hamparan biru luas yang sejauh mata memandang hanya terlihat air,air dan lagi-lagi, air. Pada masa lalu dimana belum ada radar, sonar, GPS, dan alat canggih lainnya, laut merupakan sebuah misteri yang besar, karena tidak ada yang tahu apa yang ada di ujungnya, dan apa yang akan menghadang saat berlayar diatasnya.


Namun, masih ada para pelaut pemberani yang dengan gagahnya berlayar menembus ombak badai di lautan lepas. Para pemberani ini punya beragam alasan untuk menjelajah lautan, ada yang ingin mencari "Dunia Baru", ada yang berlayar dalam ekspedisi sebuah kerajaan, ada pula yang ingin mencari harta karun yang tersembunyi entah di mana di suatu tempat di tengah lautan. Terlepas dari apapun tujuan mereka, mereka tetaplah orang-orang hebat yang berani melawan rasa takut mereka untuk menjelajah lautan yang misterius.

Berikut ini adalah beberapa nama pelaut hebat yang berhasil mencatatkan sejarah.. CEKIDOT!

1. Leif Erikson
Nah, Leif Erikson ini adalah seorang penjelajah yang kemungkinan besar lahir di Islandia pada tahun 970 M. Nah, menurut sumber-sumber yang gua baca nih, Leif Erikson ini adalah penemu daratan yang dia kasih nama Helluland (Baffin Island), Markland (Teluk Labrador), dan Vinland (Newfoundland)Ketiga daratan ini ada didaerah Canada.. Karena itulah,dia disebut sebagai orang eropa pertama yang bisa mencapai daratan Amerika Utara.. Dia sampe di daratan Amerika Utara nyaris 500 tahun sebelum Christoper Columbus. Bahkan di Amerika, setiap tanggal 9 Oktober diperingatin sebagai hari Leif Erikson. Behh.. hebat banget kaan?

2. Cheng Ho
Kalo yang ini, dia adalah laksamana kepercayaan Kaisar Yongle dari Dinasti Ming di China. Nama aslinya adalah Ma He. Dia lahir di Yunnan,China dari sebuah keluarga muslim bermarga Ma. Cheng Ho pernah memimpin 7 kali ekspedisi ke daerah Laut Hindia. Dalam ekspedisinya, Indonesia menjadi salah satu daerah yang dikunjunginya. Namun, setelah Kaisar Yongle wafat, penerusnya yaitu anaknya menghentikan seluruh ekspedisi Cheng Ho, dengan demikian berakhirlah tugasnya. Cheng Ho meninggal pada 1433 atau 1435, jasadnya dimakamkan di laut. Meskipun pada 1985 sebuah kuburan muslim dibangun untuknya. Kuburan itu berisi pakaian dan pelindung kepalanya.

3. Roald Amundsen
Berkas:Nlc amundsen.jpgManusia pertama yang mencapai kedua Kutub Utara dan Selatan, itulah pencapaian yang berhasil dilakukan oleh Roald Amundsen, seorang pria berkebangsaan Norwegia
yang dibesarkan di lingkungan keluarga pemilik kapal. Petualangannya terinspirasi dari petualangan Fridtjof Nansen meyebrangi Greenland pada 1888. Roald Amundsen mencapai Kutub Utara pada 14 Desember 1911, dan mencapai Kutub Selatan pada 1926. Pada 18 Juni 1928 ia terlibat dalam misi penerbangan penyelamatan di daerah Artik. Inilah misi terakhirnya, sebab pada tanggal itulah pesawat yang ditumpanginya diduga menabrak sesuatu saat terjebak didalam kabut.

4. Abel Tasman
Dialah orang eropa pertama  yang mencapai Pulau Van Diemen (Tasmania),Selandia Baru dan Fiji. Abel Tasman juga merupakan anggota VOC. Dia berlayar dari Texel  ke Batavia pada 1633. Dia menemukan Pulau Van Diemen pertama kali pada 24 November 1642. Pulau itu dinamai sesuai nama Antonio Van Diemen, Gubernur Jendral Hindia Belanda saat itu. Pada 13 Desember 1642 dia menemukan Selandia Baru. Kapalnya mengalami penyerangan oleh suku Maori. Dalam perjalanan pulang ke Batavia, kapalnya nyaris karam di daratan Fiji. Meskipun begitu, dia berhasil mencapai Batavia dengan selamat pada 15 Juni 1643. Dia menghabiskan sisa hidupnya di Batavia dan meninggal di Batavia pada 10 Okober 1659.